Seorang gadis bertanya kepada ayahnya, “Ayah, ceritakan padaku tentang akhwat sejati.” Sang ayah tersenyum dan menjawab,
- Akhwat sejati bukanlah dilihat dari kecantikan wajahnya, tetapi dari kecantikan hati yang ada dibaliknya.
- Akhwat sejati bukanlah dilihat dari bentuk tubuhnya yang mempesona, tetapi dari sejauh mana ia menutupi tubuhnya itu.
- Akhwat sejati bukanlah dilihat dari begitu banyaknya kebaikan yang ia berikan, tetapi dari keikhlasannya memberikan kebaikan tersebut.
- Akhwat sejati bukanlah dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya, tetapi dari apa yang sering dibicarakan mulutnya.
- Akhwat sejati bukanlah dilihat dari keahliannya berbahasa, tetapi dari bagaimana caranya ia berbicara.
- Akhwat sejati bukanlah dilihat dari keberaniannya dalam berpakaian, tetapi dari sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya.
- Akhwat sejati bukanlah dilihat dari kekhawatirannya digoda orang di jalan, tetapi dari kekhawatiran dirinyalah yang mengundang orang lain jadi tergoda.
- Akhwat sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yang ia jalani, tetapi dari sejauh mana ia menghadapi ujian itu dengan penuh rasa syukur.
- Akhwat sejati bukanlah dilihat dari sifat supelnya dalam bergaul, tetapi dari sejauh mana ia bisa menjaga kehormatannya dalam bergaul.
Setelah itu, gadis tadi bertanya lagi, “Siapakah yang dapat memenuhi kriteria seperti itu, wahai Ayah?” Sang ayah memberinya buku dan berkata, “Pelajari tentang dia.” Sang gadis pun mengambil buku itu. “ISTRI PARA NABI” judul yang tertulis di buku itu.
Ikhwan Sejati
Seorang pemuda bertanya pada ibunya, “Ibu, ceritakan padaku tentang ikhwan sejati.” Sang ibu tersenyum, kemudian menjawab,
- * ü Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar, tetapi dari kasih sayangnya pada orang di sekitarnya.
- * ü Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang, tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran.
- * ü Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari banyaknya sahabat di sekitarnya, tetapi dari sikap bersahabatnya kepada generasi muda bangsa.
- * ü Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia dihormati di tempat kerja, tetapi bagaimana dia dihormati di dalam rumah.
- * ü Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari keras pukulannya, tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan yang dihadapinya.
- * ü Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang, tetapi dari hati yang berada di baliknya itu.
- * ü Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari banyaknya akhwat yang memuja, tetapi dari komitmennya terhadap akhwat yang dicintainya.
- * ü Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebankan, tetapi dari tabahnya ia menjalani lika-liku kehidupan.
- * ü Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya ia membaca Al-Qur’an, tetapi dari konsistennya ia menjalankan apa yang ia baca.
Setelah itu, pemuda tadi bertanya lagi, “Siapakah yang dapat memenuhi kriteria seperti itu, Bu?” Sang ibu memberinya buku dan berkata, “Pelajari tentang dia.” Sang pemuda pun mengambil buku itu. “MUHAMMAD” judul yang tertulis di buku itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar